LUAHAN RASA TERLUKA
Pedang diasah jadi tajam
Merasa panas hangatnya darah,
Hati aku berdarah tak rasa,
Satu luka yang tidak terkata,
Satu luka yang perit rasanya,
Depan belakang kau ada,
Menikam di belakang,
Bersandiwara di hadapan,
Kau hancurkan hatiku bagai kaca pecah,
Kau diam tapi kau duri yang durjana,
Perilakumu semua dusta dan hanya mitos semata.
Inginku ungkapkan padamu,
Infiniti kasih namun tertanam infiniti kebencian,
Kau buat aku tidak wujud,
Semuanya luka,
Semuanya sakit,
Hanya Tuhan yang mengerti,
Mengapa aku begini.
No comments:
Post a Comment